♥Rabu, 30 November 2011
Ekspor Buah Indonesia Masih Terkendala Ulat Buah
Ekspor Buah Indonesia Masih Terkendala Ulat Buah
Ekspor buah Indonesia dikatakan masih terkendala oleh hama yaitu ulat buah. Hal ini dikarenakan oleh adanya beberapa buah asal Indonesia yang masih belum berkualitas untuk di ekspor karena masih belum bebas dari hama ulat buah. Menurut Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Dody Edward bahwa saat ini buah Indonesia masih belum bebas dari ulat buah sehingga belum sesuai dengan standar negara tujuan. Sebenarnya beberapa buah asal Indonesia seperti halnya mangga memiliki potensi untuk merambah pasar ekspor baru ke Korea Selatan.
Selama ini, Indonesia sudah melakukan ekspor buah ke beberapa negara. Hal ini dibuktikan yaitu pada periode Januari- 2011 talah tercatat ekspor buah-buahan yaitu sebesar 257,12 juta dollar AS. Menurut data ini diketahui bahwa terjadi kenaikan sebesar 60,27 persen bila dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang hanya mencapai 160,42 juta dollar AS.
Masih Tergantung Impor
Dalam mengisi pasar negeri, Indonesia masih mengandalkan buah-buah impor. Tercatat yaitu sebesar 418,2 juta dollar AS pada periode Januari-Juli 2011 merupakan porsi untuk impor buah-buahan segar dan kering. Menurut data tersebut terjadi kenaikan sebesar 40,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya berhasil mencapai 297 juta dollar AS. Untuk memasuki pasar luar negeri, buah-buah Indonesia harus memiliki standar seperti yang ditentukan oleh negara tujuan. Hal ini dikarenakan adanya proteksi terhadap pasar domestik. Oleh karena itu seberapa pamberian bea masuk 0 persen belum tentu dapat meloloskan impor buah negara kita yang tidak layak ekspor.
Indonesia sebenarnya memiliki peluang untuk mengekspor buah-buahan lokal karena adanya bea masuk 0 persen akan tetapi daya saing buah lokal di pasar impor terkendala oleh imbas panjangnya rantai distribusi akibat ekonomi biaya tinggi. Selain itu, kualitas buah lokal yang jelek selama pendistribusian juga mempengaruhi daya saing sehingga berimbas pada ekonomi biaya tinggi dan kualitas produk. Untuk mengatsi hal ini, Indonesia berupaya untuk melakukan prosedur distribusi langsung seperti halnya Thailand yaitu dengan pengumpulan buah yang akan di ekspor pada satu pasar induk yang telah meiliki jalur distribusi baik lokal ataupun ekspor. Setelah jalur ekspor maka dilanjutkan dengan distribusi langsung ke negara tujuan sehingga buah asal Thailand terhindar dari pada ekonomi biaya tinggi dan menurunnya kualitas buah. Namun menurut Dirjen Perdagangan Luar Negri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh juga berpendapat bahwa sebenarnya buah asal Indonesia sudah memenuhi standar ekspor namun kurangnya kemampuan petani domestik untuk mencapai kuantitas yang dibutuhkan pasar ekspor.
written at♥14.37