♥Selasa, 06 Januari 2015
Tugas 4 Etika Profesi Akuntansi
Nama : Widiandini Adiena
NPM :27211382
Kelas : 4EB18
Jelaskan tahap pengembangan moral Lawrence Kohlberg!
Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54).
Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan “aturan” pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Berikut ini adalah tiga tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg (dalam Cahyono dan Suparyo, 1985:37-45), dimana masing-masing tingkat memuat dua tahap perkembangan moral:
1. Tahap Prekonvensional
Pada tingkat pertama ini, anak sangat tanggap terhadap norma- norma budaya, misalnya norma- norma baik atau buruk, salah atau benar, dan sebagainya. Anak akan mengaitkan norma-norma tersebut sesuai dengan akibat yang akan dihadapi atas tindakan yang dilakukan. Anak juga menilai norma-norma tersebut berdasarkan kekuatan fisik dari yang menerapkan norma-norma tersebut.
Pada tahap prekonvensional ini dibagi menjadi dua tahap yaitu:
A. Tahap Punishment and Obedience Orientation
Pada tahap ini, secara umum anak menganggap bahwa konsekuensi yang ditimbulkan dari suatu tindakan sangat menentukan baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan, tanpa melihat sisi manusianya.
B. Tahap Instrumental-Relativist Orientation atau Hedonistic Orientation
Pada tahap ini, suatu tindakan dikatakan benar apabila tindakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan untuk diri sendiri maupun orang lain. Tindakan yang tidak memberikan pemenuhan kebutuhan baik untuk diri sendiri maupun orang lain dapat dianggap sebagai tindakan baik selama tindakan tersebut tidak merugikan.
Pada tahap ini hubungan antar manusia digambarkan sebagaimana hubungan yang berlangsung di pusat perbelanjaan, dimana terdapat timbal balik dan sikap terus terang yang menempati kedudukan yang cukup penting.
2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat perkembangan moral konvensional, memenuhi harapan keluarga, kelompok, masyarakat, maupun bangsanya merupakan suatu tindakan yang terpuji. Tindakan tersebut dilakukan tanpa harus mengaitkan dengan konsekuensi yang muncul, namun dibutuhkan sikap dan loyalitas yang sesuai dengan harapan-harapan pribadi dan tertib sosial yang berlaku.
Pada tahap ini, usaha seseorang untuk memperoleh, mendukung, dan mengakui keabsahan tertib sosial sangat ditekankan, serta usaha aktif untuk menjalin hubungan positif antara diri dengan orang lain maupun dengan kelompok di sekitarnya.
Pada tingkat konvensional ini dibagi menjadi dua tahap yaitu:
A. Tahap Interpersonal Concordance atau Good Boy/Good Girl Orientation
Pandangan anak pada tahap ini, tindakan yang bermoral adalah tindakan yang menyenangkan, membantu atau tindakan yang diakui dan diterima oleh orang lain. Anak biasanya akan menyesuaikan diri dengan apa yang dimaksud tindakan moral. Moralitas suatu tindakan diukur dari niat yang terkandung dalam tindakan tersebut. Jadi, setiap anak akan berusaha untuk dapat menyenangkan orang lain.
B. Tahap Law and Order Orientation
Pada tahap ini, pandangan anak selalu mengarah pada otoritas, pemenuhan aturan- aturan, dan juga upaya untuk memelihara tertib sosial. Tindakan bermoral dianggap sebagai tindakan yang mengarak pada pemenuhan kewajiban, penghormatan terhadap suatu otoritas, dan pemeliharaan tertib sosial yang diakui sebagai satu- satunya tertib sosial yang ada.
3. Tingkat Postkonvensional
Pada tingkat ketiga ini, terdapat usaha dalam diri anak untuk menentukan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang memiliki validitas yang diwujudkan tanpa harus mengaitkan dengan otoritas kelompok maupun individu dan terlepas dari hubungan seseorang dengan kelompok. Pada tingkat ketiga ini, di dalamnya mencakup dua tahap perkembangan moral, yaitu:
A. Tahap Social-Contract , Legalistic Orientation
Tahap ini merupakan tahap kematangan moral yang cukup tinggi. Pada tahap ini tindakan yang dianggap bermoral merupakan tindakan-tindakan yang mampu merefleksikan hak- hak individu dan memenuhi ukuran-ukuran yang telah diuji secara kritis dan telah disepakati oleh masyarakat luas. Tahap ini sangat memungkinkan seseorang melihat benar dan salah sebagai suatu hal yang berkaitan dengan nilai-nilai dan pendapat pribadi seseorang.
Pada tahap ini, hukum atau aturan juga dapat dirubah jika dipandang hal tersebut lebih baik bagi masyarakat.
B. Tahap Orientation of Universal Ethical Principles
Pada tahap yang tertinggi ini, moral dipandang benar tidak harus dibatasi oleh hukum atau aturan dari kelompok sosial atau masyarakat. Namun, hal tersebut lebih dibatasi oleh kesadaran manusia dengan dilandasi prinsip-prinsip etis. Prinsip-prinsip tersebut dianggap jauh lebih baik, lebih luas dan abstrak dan bisa mencakup prinsip- prinsip umum seperti keadilan, persamaan HAM, dan sebagainya.
Apa yang menetukan tingkatan intensitas masalah etika?
Ada 4 tingkatan intensitas mengenai etika yaitu:
1. Etika atau moral pribadi
Yaitu memberikan teguran mengenai baik atau buruk, yang sangat tergantung kepada beberapa faktor antara lain pengeruh orang tua, keyakinan agama, budaya, adat istiadat dan pengalaman masa lalu.
2. Etika profesi
Yaitu serangkaian norma atau aturan yang menuntun perilaku kalangan profesi tertentu.
3. Etika organisasi
Yaitu serangkaian norma atau aturan yang bersifat formal maupun tidak formal yang menuntun perilaku dan tindakan anggota organisasi yang bersangkutan.
4. Etika sosial
Yaitu norma yang menuntun perilaku serta tindakan anggota masyarakat agar keutuhan kelompok dan anggota masyarakat selalu terjaga atau terpelihara.
Jelaskan jenis-jenis penyimpangan di tempat kerja!
Penyimpangan kerja adalah suatu tindakan atau perilaku tidak etis yang melanggar norma-norma organisasi mengenai benar atau salah. Terdapat 4 jenis penyimpangan di tempat kerja yaitu:
1. Penyimpangan produksi
Yaitu suatu perilaku tidak etis dengan merusak mutu dan jumlah hasil produksi. Contoh: sengaja bekerja lamban dan sengaja membuang- buang sumber daya.
2. Penyimpangan hak milik
Yaitu suatu perilaku atau tindakan tidak etis terhadap harta milik perusahaan. Contoh: mencuri atau merusak peralatan, mengenakan tarif jasa lebih tinggi dan mengambil kelebihannya serta menipu jumlah jam kerja.
3. Penyimpangan politik
Yaitu menggunakan pengaruh seseorang untuk merugikan orang lain dalam perusahaan. Contoh: menyebarkan kabar burung mengenai rekan kerja dan menuduh orang lain atas tindakan yang tidak dilakukannya.
4. Penyerangan pribadi
Yaitu sikap bermusuhan atau tindakan menyerang terhadap orang lain seperti perkataan kasar, mencuri dari rekan kerja serta mengancam rekan kerja secara pribadi.
Sumber:
www.academia.edu/6384161/ANALISIS_PERKEMBANGAN_MORAL_MENURUT_PLAGET_KOHLBERG_DAN_ISLAM
http://ghoo.blog.com/2013/01/10/apa-yang-menentukan-tingkatan-intensitas-masalah-etika/
http://blog.stie-mce.ac.id/rina/2011/11/14/etika-manajerial/
NPM :27211382
Kelas : 4EB18
Jelaskan tahap pengembangan moral Lawrence Kohlberg!
Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54).
Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan “aturan” pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Berikut ini adalah tiga tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg (dalam Cahyono dan Suparyo, 1985:37-45), dimana masing-masing tingkat memuat dua tahap perkembangan moral:
1. Tahap Prekonvensional
Pada tingkat pertama ini, anak sangat tanggap terhadap norma- norma budaya, misalnya norma- norma baik atau buruk, salah atau benar, dan sebagainya. Anak akan mengaitkan norma-norma tersebut sesuai dengan akibat yang akan dihadapi atas tindakan yang dilakukan. Anak juga menilai norma-norma tersebut berdasarkan kekuatan fisik dari yang menerapkan norma-norma tersebut.
Pada tahap prekonvensional ini dibagi menjadi dua tahap yaitu:
A. Tahap Punishment and Obedience Orientation
Pada tahap ini, secara umum anak menganggap bahwa konsekuensi yang ditimbulkan dari suatu tindakan sangat menentukan baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan, tanpa melihat sisi manusianya.
B. Tahap Instrumental-Relativist Orientation atau Hedonistic Orientation
Pada tahap ini, suatu tindakan dikatakan benar apabila tindakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan untuk diri sendiri maupun orang lain. Tindakan yang tidak memberikan pemenuhan kebutuhan baik untuk diri sendiri maupun orang lain dapat dianggap sebagai tindakan baik selama tindakan tersebut tidak merugikan.
Pada tahap ini hubungan antar manusia digambarkan sebagaimana hubungan yang berlangsung di pusat perbelanjaan, dimana terdapat timbal balik dan sikap terus terang yang menempati kedudukan yang cukup penting.
2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat perkembangan moral konvensional, memenuhi harapan keluarga, kelompok, masyarakat, maupun bangsanya merupakan suatu tindakan yang terpuji. Tindakan tersebut dilakukan tanpa harus mengaitkan dengan konsekuensi yang muncul, namun dibutuhkan sikap dan loyalitas yang sesuai dengan harapan-harapan pribadi dan tertib sosial yang berlaku.
Pada tahap ini, usaha seseorang untuk memperoleh, mendukung, dan mengakui keabsahan tertib sosial sangat ditekankan, serta usaha aktif untuk menjalin hubungan positif antara diri dengan orang lain maupun dengan kelompok di sekitarnya.
Pada tingkat konvensional ini dibagi menjadi dua tahap yaitu:
A. Tahap Interpersonal Concordance atau Good Boy/Good Girl Orientation
Pandangan anak pada tahap ini, tindakan yang bermoral adalah tindakan yang menyenangkan, membantu atau tindakan yang diakui dan diterima oleh orang lain. Anak biasanya akan menyesuaikan diri dengan apa yang dimaksud tindakan moral. Moralitas suatu tindakan diukur dari niat yang terkandung dalam tindakan tersebut. Jadi, setiap anak akan berusaha untuk dapat menyenangkan orang lain.
B. Tahap Law and Order Orientation
Pada tahap ini, pandangan anak selalu mengarah pada otoritas, pemenuhan aturan- aturan, dan juga upaya untuk memelihara tertib sosial. Tindakan bermoral dianggap sebagai tindakan yang mengarak pada pemenuhan kewajiban, penghormatan terhadap suatu otoritas, dan pemeliharaan tertib sosial yang diakui sebagai satu- satunya tertib sosial yang ada.
3. Tingkat Postkonvensional
Pada tingkat ketiga ini, terdapat usaha dalam diri anak untuk menentukan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang memiliki validitas yang diwujudkan tanpa harus mengaitkan dengan otoritas kelompok maupun individu dan terlepas dari hubungan seseorang dengan kelompok. Pada tingkat ketiga ini, di dalamnya mencakup dua tahap perkembangan moral, yaitu:
A. Tahap Social-Contract , Legalistic Orientation
Tahap ini merupakan tahap kematangan moral yang cukup tinggi. Pada tahap ini tindakan yang dianggap bermoral merupakan tindakan-tindakan yang mampu merefleksikan hak- hak individu dan memenuhi ukuran-ukuran yang telah diuji secara kritis dan telah disepakati oleh masyarakat luas. Tahap ini sangat memungkinkan seseorang melihat benar dan salah sebagai suatu hal yang berkaitan dengan nilai-nilai dan pendapat pribadi seseorang.
Pada tahap ini, hukum atau aturan juga dapat dirubah jika dipandang hal tersebut lebih baik bagi masyarakat.
B. Tahap Orientation of Universal Ethical Principles
Pada tahap yang tertinggi ini, moral dipandang benar tidak harus dibatasi oleh hukum atau aturan dari kelompok sosial atau masyarakat. Namun, hal tersebut lebih dibatasi oleh kesadaran manusia dengan dilandasi prinsip-prinsip etis. Prinsip-prinsip tersebut dianggap jauh lebih baik, lebih luas dan abstrak dan bisa mencakup prinsip- prinsip umum seperti keadilan, persamaan HAM, dan sebagainya.
Apa yang menetukan tingkatan intensitas masalah etika?
Ada 4 tingkatan intensitas mengenai etika yaitu:
1. Etika atau moral pribadi
Yaitu memberikan teguran mengenai baik atau buruk, yang sangat tergantung kepada beberapa faktor antara lain pengeruh orang tua, keyakinan agama, budaya, adat istiadat dan pengalaman masa lalu.
2. Etika profesi
Yaitu serangkaian norma atau aturan yang menuntun perilaku kalangan profesi tertentu.
3. Etika organisasi
Yaitu serangkaian norma atau aturan yang bersifat formal maupun tidak formal yang menuntun perilaku dan tindakan anggota organisasi yang bersangkutan.
4. Etika sosial
Yaitu norma yang menuntun perilaku serta tindakan anggota masyarakat agar keutuhan kelompok dan anggota masyarakat selalu terjaga atau terpelihara.
Jelaskan jenis-jenis penyimpangan di tempat kerja!
Penyimpangan kerja adalah suatu tindakan atau perilaku tidak etis yang melanggar norma-norma organisasi mengenai benar atau salah. Terdapat 4 jenis penyimpangan di tempat kerja yaitu:
1. Penyimpangan produksi
Yaitu suatu perilaku tidak etis dengan merusak mutu dan jumlah hasil produksi. Contoh: sengaja bekerja lamban dan sengaja membuang- buang sumber daya.
2. Penyimpangan hak milik
Yaitu suatu perilaku atau tindakan tidak etis terhadap harta milik perusahaan. Contoh: mencuri atau merusak peralatan, mengenakan tarif jasa lebih tinggi dan mengambil kelebihannya serta menipu jumlah jam kerja.
3. Penyimpangan politik
Yaitu menggunakan pengaruh seseorang untuk merugikan orang lain dalam perusahaan. Contoh: menyebarkan kabar burung mengenai rekan kerja dan menuduh orang lain atas tindakan yang tidak dilakukannya.
4. Penyerangan pribadi
Yaitu sikap bermusuhan atau tindakan menyerang terhadap orang lain seperti perkataan kasar, mencuri dari rekan kerja serta mengancam rekan kerja secara pribadi.
Sumber:
www.academia.edu/6384161/ANALISIS_PERKEMBANGAN_MORAL_MENURUT_PLAGET_KOHLBERG_DAN_ISLAM
http://ghoo.blog.com/2013/01/10/apa-yang-menentukan-tingkatan-intensitas-masalah-etika/
http://blog.stie-mce.ac.id/rina/2011/11/14/etika-manajerial/
written at♥09.23