♥Sabtu, 27 September 2014
Etika Profesi Akuntansi
ETIKA SEBAGAI TINJAUAN
A. Pengertian Etika
Etika
berasal dari kata ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika
erat kaitannya dengan perilaku manusia terhadap sesama dimana perilaku tersebut
mencerminkan sesuatu hal yang dapat dinilai baik ataupun buruk.
Adapun
pengertian etika menurut para ahli adalah sbagai berikut :
· Drs. O. P. Simorangkir : etika atau
etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang
baik.
· Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika
filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang
dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan akal.
· Drs. H. Burhanudin Salam : etika
adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan
bahwa etika merupakan teori, nilai maupun norma tentang pandangan manusia dalam
berperilaku menurut ukuran baik dan buruk.
B. Prinsip
– Prinsip Etika
·
Prinsip Keindahan
Prinsip
ini mendasari segala sesuatu yang mencakup suatu penikmatan rasa senang
terhadap keindahan. Dalam prinsip ini, manusia memperhatikan nilai – nilai
keindahan dan merasa ingin untuk menampakkan sesuatu yang indah dalam
perilakunya. Salah satu contoh adalah dalam hal berpakaian.
·
Prinsip Persamaan
Prinsip
ini didasari oleh perilaku tidak diskriminatif atas dasar apapun. Hal ini
dimaksudkan karena manusia memiliki hak dan tanggung jawab yang sama sehingga
timbul rasa penuntutan terhadap persamaan hak dalam bidang apapun.
·
Prinsip Kebaikan
Prinsip
ini didasari oleh perilaku untuk selalu berbuat kebaikan dalam berinteraksi
dengan lingkungan dimana hal ini berkaitan dengan nilai – nilai kemanusiaan.
·
Prinsip Keadilan
Prinsip
ini didasari oleh perilaku adil dan proporsional dalam melakukan sesuatu hal
dan tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
·
Prinsip Kebebasan
Kebebasan
biasa diartikan sebagai keleluasaan individu dalam bertindak sesuai dengan
kehendaknya yang diikuti dengan rasa tanggung jawab agar tidak terjadi perilaku
semena-mena terhadap hak – hak orang lain. Adapun kebebasan inidividu diartikan
sebagai berikut :
· Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menetukan
pilihan.
· Kemampuan
yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihannya tersebut.
· Kemampuan untuk mempertanggungjawabkan
perilakunya.
·
Prinsip Kebenaran
Kebenaran
bias digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil suatu pemikiran
yang logis/rasional. Adapun suatu kebenaran harus dapat dibuktikan agar dapat
diyakini oleh orang lain. Dalam hal ini, apabila suatu kebenaran belum memiliki
bukti maka kebenaran tersebut belum dapat diterima.
C.
Basis
Teori Etika
1. Etika
Teleologi
Mengukur
baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan
tindakan tersebut, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan
tersebut. Terdapat dua alran etika teologi yaitu:
a) Egoisme
etis
Dalam
pandangan ini dikatakan bahwa tindakan setiap individu pada dasarnya bertujuan
untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya. Pandangan egoisme dianggap
menjadi persoalan serius ketika individu cenderung menjadi hedonistis dimana
kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan sebagai suatu kenikmatan
fisik yang bersifat vulgar.
b) Utilitarianisme
Dalam
teori ini, suatu perilaku dikatakn baik jika membawa suatu manfaat. Namun
manfaat tersebut harus menyangkut bukan hanya untuk satu atau dua individu
melainkan masyarakat secara keseluruhan. Dalam pemikiran utilitarianisme ini,
kriteria untuk menetukan baik buruknya suatu perilaku adalah “the greatest
happiness of the greatest number”.
2. Deontologi
Deontologi
berasal dari kata ‘deon’ yang berarti kewajiban. Dasar dari baik buruknya suatu
perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi ini sudah diterima dalam
konteks agama dan saat ini merupakan salah satu teori yang terpenting.
3. Teori
Hak
Teori
hak adalah suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban seperti dua sisi uang logamyang sama dimana hak
didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Oleh
karena itu, hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
4. Teori
Keutamaan (Virtue)
Memandang
sikap atau akhlak seseorang dimana tidak ditanyakan apakah suatu perilaku tertentu adil, jujur atau murah hati dan
sebagainya.
D. Egoism
Egoism
merupakan suatu cara dalam mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang
menguntungkan bagi diri sendiri dimana umumnya memiliki pendapat untuk
meningkatkan citra pribadi seseorang. Egoism ini tidak memiliki rasa peduli
terhadap sesama dimana seseorang egoism hanya memikirkan dirinya sendiri.
Teori egoism
berprinsip bahwa setiap orang harus bersifat keakuan, yaitu melakukan sesuatu
yang bertujuan memberikan manfaat kepada diri sendiri. Selain itu, setiap
perbuatan yang memberikan keuntungan merupakan perbuatan yang baik dan satu
perbuatan yang buruk jika merugikan diri sendiri.
Dalam menciptakan etika bisnis, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Pengendalian
diri
Yaitu
para pelaku bisnis hendaknya mampu untuk mengendalikan dirinya sendiri agar
tidak mendapatkan keuntungan apapun, dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
Selain itu, para pelaku bisnis tidak mendapatkan suatu keuntungan apapun dengan
jalan main curang dan mampu menekan pihak lain agar tidak menggunakan
keuntungan itu walaupun hal tersebut merupakan hak para pelaku bisnis. Adapun
penggunaaan keuntungan tersebut harus memperhatikan kondisi masyarakat
sekitarnya.
2. Pengembangan
Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Yaitu para
pelaku bisnis dituntut untuk selalu peduli dengan keadaan masyarakat sekitarnya
namun kepedulian tersebut tidak hanya dalam bentuk “uang” ataupun sumbangan
saja melainkan juga kepedulian yang lebih kompleks. Jadi, dalam hal berbisnis,
para pelaku bisnis tersebut harus mampu untuk mengembangkan dan
memanifestasikan sikap tanggung jawabnya terhadap masyarakat sekitar.
written at♥23.07